Sabtu, 18 Oktober 2014

Setelah aku pergi
                                    Oleh: Restia Rahmi
Setelah aku pergi, apa kabar (kau) diksiku?
tlah kupungut aksara kita yang berjejer di sepanjang waktu nan lalu
tlah kukumpul bait-bait tuk penawar rindu nan batu
di sini semua waktuku berlalu tanpa (kau) diksiku
Apa kau tahu?
Sajak-sajak ini pasi tanpamu
apa kau tahu itu?
                                    Pekanbaru,  Oktober 14

                        Di sebuah toko buku
                                    Oleh: Restia Rahmi

di sebuah toko buku bernama gramedia
waktu berlalu tanpa pernah sia-sia
sebab ada aku, buku-buku, dan juga kamu
di sebuah toko buku bernama gramedia
senja terlalu cepat menjelang
malam terasa begitu cepat datang
sedang aku masih enggan untuk pulang
di sebuah toko buku bernama gramedia
jejeran rak dengan ribuan buku itu
seperti jadi sesuatu yang selalu kurindu
untuk kelak kukunjungi lagi denganmu
                                    Pekanbaru,Oktober 2014
                        Bukan jalan ini
                                    Oleh: Restia Rahmi
jalanan ini terasa lengang
sama seperti sebelum kau datang
hingga aku serasa mencari yang tak hilang
padahal semua tersimpan jelas dalam kenang
aku tak begitu suka menusurinya,
sebab di sini kita tak pernah ada
hanya membuang-buang waktuku saja
jika harus tetap berjalan dengan terbata
jalanan ini tak seperti di sana
dimana kita bisa bercerita sesukanya
dalam gelak tawa, suka, duka bahkan terkadang air mata
tapi semua itu tetap terbingkai indah
meski di sini, bukan di sana
tempat kita biasa menyibak senja
tapi percayalah, bahkan jingga pun tengah merindu pada kita
                                                                        pekanbaru, oktober 14

                        Samar-Samar
                        oleh: Restia Rahmi
di sebelah utara gedung tua itu
terlintas kilat sepasang bola mata ini
kau, entah dengan siapa

secepat kilat kukabarkan pada hati yang hambar
tenang saja, bukan siapa-siapa
tapi rasa tak berlogika ini tetap saja berontak
untuk membenarkan hati tanpa libatkan logika

ah, tapi ini bukan masalah rasa saja
tak baik berburuk sangka,
kali ini akal sehat yang bicara
setidaknya, untuk kali ini aku masih percaya



Jumat, 17 Januari 2014

Tempat Ini

Sebuah pertunjukan merantai sepi
Memenjarakan segumpal hati terpaut duri
Lalu lalang ratusan pasang kaki
Tak lantas buatnya pergi
Ia masih tetap ingin di sini
Merajut setiap episode yang kian memerih

Di sini, tempat ini
Alunan melodi terasa mati
Ia tak ingin lagi menari
Liuk-liuk angan kini untuknya sendiri
Tak sedikitpun ingin ia membagi
Cukup, untuknya kini...
                                Teater tertutup, FBS

                                                26 Desember 2013

Jumat, 31 Mei 2013

Daun yang Kau Pilih

                        Daun yang Kau Pilih
Wahai angin,
jika tak akan kau bawa pergi
mengapa pula hendak kau terbangkan daun itu?
kau tiup perlahan, lalu kau jatuhkan.
kau  hembus, layangkan,
dan kini ia terombang ambing ,
menari-nari dalam janji yang kau buat sendiri
Wahai angin,
kau yang memilih
melepas daun itu dari dahannya,
pantaskah kau biarkan daunmu perlahan menguning?
menguning sendiri, dan kemudian..
menyatu dengan tanah
                                    Payakumbuh/25 Desember 2013

                                   
                                     Aku (Hilang)

Tahukah kau,
Hingga saat ini tak sebait pun yang mampu kutulis
karena kamu, karena hujan yang lagi-lagi menetesi
dalamnya luka yang kau toreh

cerita ini tiba-tiba hilang
tak bisa lagi kutemukan
hingga kini pun
setelah berlama di sini,
tak sebaitpun yang selesai ku tulis
Kembali lagi bercerita tentang kamu, tentang hujan
setelah sekian lama bersembunyi dalam malam yang kian pekat
apa kabarmu sekarang,
setelah jauhi hari dan hatiku yang kau rangkai sendu

apa kabarmu sekarang,
setelah kau temukan kepingan terakhir dari puzzle yang kau susun
tanpa kutanya pun,
aku akan tau jawabnya
                                                                Padang/05 Maret 2013


                        kunang-kunang (kau atau aku)

siapakah sebenarnya kunang-kunang?
aku, atau kau
kalau kau, mengapa bukan aku
kalau aku, lalu kau berharap bukan aku
lalu, dimana titik temunya?
aku, atau kau
kau, atau aku
tak usah berdebat panjang,
sebaiknya mari kita tanyakan saja pada malam
                                                                Padang/09 Maret 2013










                        Bisik-bisik malam
malam, tolong bisikkan
tentang pagi yang akan segera datang
kalau aku tertidur,
bangunkan saja
tolong katakan, “ini pagimu”
malam, tolong bisikkan
kalau sekarang masih malam,
dan tentu saja
pagi akan datang
                                    Padang/09 Maret 2013




Rabu, 17 April 2013

Diam Punya Cerita



                               


                                
Aku dan Kamu,
Iya, hanya ada ‘Kita’
Ah, tapi mengapa diam yang lebih bertahta
Kau bungkam,
apalagi aku
Tapi sudahlah
Biar saja diam itu yang bercerita
tentang kita, meski hanya lewat tatap mata

                                      Padang, April ke-delapanbelas


Entah Aku saja 'Merasa'




Entahlah,
Tiba-tiba saja
Kurasa ada yang berbeda
Semenjak kemarin
di ujung pergantian senja
Entahlah,
Sorot mata tulusmu
Memudar lewat tatapan angin
yang mencoba berhembus “aku”
Entahlah,
apa benar, ataukah hanya merasa
tapi itu adanya
aku membaca,
dan aku mengeja
lewat tatap mata
di penghujung senja


                                  Padang, April  ke-delapanbelas


Minggu, 10 Maret 2013

Bertemakan Jenuh



                  


 
                Jenuh
Tinta-tinta itu memudar,
sejak tak terbaca lagi olehmu
Jemari itu kaku,
saat jerit hatimu tak lagi aku

susah payah ku pungut kepingan sunyi itu
berharap bait-bait rindumu memanggil aku
sudahlah, aku lelah
enggan saja pergi
tapi lebih jenuh lagi di sini
                             Padang, 11 Maret ‘13

                   Biar Saja
Jeritan-jeritan tak terdeteksi
suara-suara tak terdengar,
bukan, bukan bisu
tapi ambigu
lalu mereka berpura-pura saja
jika seperti tak terdengar,
mau apa lagi?
toh, bukan urusan mereka

di sini bukan tempat mengadu,
bawa saja jauh-jauh jeritan pilumu itu
jika tak begitu, biarkan saja berlalu
                             padang, 11 Maret ‘13




                Tercipta Berbeda
Sebenarnya ini menarik,
tapi,
tentu saja untukku
dan bukan untukmu
Sepertinya ini Unik,
tapi,
untukku
dan bukan untukmu
Dan ini betul-betul bermakna,
dan untuk siapa?
lagi-lagi untukku
Tentu saja begitu,
kau dan aku
tak pernah sama,
kau pergi, aku kembali
                   Padang, Maret’13