Jenuh
Tinta-tinta itu memudar,
sejak tak terbaca lagi olehmu
sejak tak terbaca lagi olehmu
Jemari itu kaku,
saat jerit hatimu tak lagi aku
susah payah ku pungut kepingan sunyi itu
berharap bait-bait rindumu memanggil aku
sudahlah, aku lelah
enggan saja pergi
tapi lebih jenuh lagi di sini
saat jerit hatimu tak lagi aku
susah payah ku pungut kepingan sunyi itu
berharap bait-bait rindumu memanggil aku
sudahlah, aku lelah
enggan saja pergi
tapi lebih jenuh lagi di sini
Padang,
11 Maret ‘13
Biar Saja
Jeritan-jeritan tak terdeteksi
suara-suara tak terdengar,
bukan, bukan bisu
tapi ambigu
lalu mereka berpura-pura saja
jika seperti tak terdengar,
mau apa lagi?
toh, bukan urusan mereka
di sini bukan tempat mengadu,
bawa saja jauh-jauh jeritan pilumu itu
jika tak begitu, biarkan saja berlalu
padang, 11 Maret ‘13
suara-suara tak terdengar,
bukan, bukan bisu
tapi ambigu
lalu mereka berpura-pura saja
jika seperti tak terdengar,
mau apa lagi?
toh, bukan urusan mereka
di sini bukan tempat mengadu,
bawa saja jauh-jauh jeritan pilumu itu
jika tak begitu, biarkan saja berlalu
padang, 11 Maret ‘13
Tercipta Berbeda
Sebenarnya ini menarik,
tapi,
tentu saja untukku
dan bukan untukmu
tapi,
tentu saja untukku
dan bukan untukmu
Sepertinya ini Unik,
tapi,
untukku
dan bukan untukmu
tapi,
untukku
dan bukan untukmu
Dan ini betul-betul bermakna,
dan untuk siapa?
lagi-lagi untukku
dan untuk siapa?
lagi-lagi untukku
Tentu saja begitu,
kau dan aku
tak pernah sama,
kau pergi, aku kembali
kau dan aku
tak pernah sama,
kau pergi, aku kembali
Padang,
Maret’13